Strategi Komunikasi ala Sun Tzu


Komunikasi memegang peranan penting dalam keberhasilan sebuah proyek. Kesalahan – kesalahan besar dalam suatu proyek sering disebabkan akibat miskomunikasi yang terkadang sepele. Sebagai contoh :
1. Perbedaan persepsi antara PM dengan timnya dalam merespon perubahan pekerjaan dari owner. 
2. Perbedaan interpretasi dalam menerjemahkan gambar desain, RKS, dan sebagainya
3. Kesalahpahaman pelaksana di lapangan dengan engineer di site office
Sebuah pelajaran berharga mengenai komunikasi dapat kita perik dari buku “Art of War” karya Sun Tzu adalah sebegai berikut
In night battles use torches and drums; in day battles use flags and pennants. Drums, gongs, flags, and pennants are used to unite men’s eyes and ears.” – Sun Tzu
Dari kalimat di atas Sang Jenderal mengajarkan bahwa pemilihan alat komunikasi akan berbeda-beda tergantung pada orang dan situasinya. Penentuan jenis alat komunikasi yang kita gunakan dalam proyek sangat menentukan dalam menjamin suksesnya komunikasi antar personel tim proyek.
Sun Tzu tidak menggunakan bendera dan panji – panji jika perang di malam hari, sebaliknya dia menggunakan obor dan genderang, karena alat komunikasi tersebut lebih cocok diterapka jika medang peperangan dalam kondisi gelap. Jangan menggunakan email kepada tim anda apabila instruksi tersebut sifatnya penting dan genting sebaliknya gunakan telepon. Begitu juga saat melakukan negosiasi dengan klien, jangan melakukan negosiasi melalui telepon, lakukanlah dengan direct communication alias tatap muka, bahasa tubuh dan komunikasi verbal sangat mempengaruhi hasil negosiasi anda.

ILMU BERPERANG SUN TZU



Sampai saat ini dunia mengakui Sun Tzu yang misterius sebagai maha guru seni berperang. Sun Tzu diketahui lahir pada 535 SM di Kota Tung-an di Semenanjung Shantung.
"Seorang jenderal yang memproteksi para prajuritnya seperti bayi, akan membimbing mereka ke jurang terdalam. Seorang jenderal yang memperlakukan para prajurit seperti putra kandung tercinta, akan membuat mereka bersedia mati untuknya," kata ahli strategi perang China yang hidup pada musim semi dan gugur (770 SM-470 SM)"Pagi hari, semangat prajurit menyala-nyala. Sore hari semangat memudar. Malam hari, prajurit hanya memikirkan kembali ke rumah."



Pada penghujung karir militernya yang cemerlang, Sun Tzu menuangkan semua ilmu tentang berperang yang diperolehnya dalam Pin Fa atau Seni Berperang.
Sun Tzu mengajarkan agar ‘tampak lemah justru pada saat kuat’.
Karena sesuai yang dikatakan Sun Tzu, perang tidak selalu berkaitan dengan perkelahian. Perang lebih tentang menetapkan cara efisien meraih kemenangan dengan sedikit mungkin terlibat konflik dan mengakibatkan timbulnya jatuh korban.
Paling penting menerjemahkan strategi-strategi seni perang Sun Tzu yang sangat aplikatif secara universal menjadi keterampilan mencapai kesuksesan di bidang apa pun.
Tak peduli apakah Anda seorang pemilik perusahaan, pebisnis, pialang saham, produser film, atau astronaut. Bahkan, seorang ibu rumah tangga dengan mempelajari seni perang Sun Tzu akan membantu mentransformasikan kelemahan Anda menjadi kekuatan.
Setahu saya Sun Tzu lebih dikenal sebagai seorang ahli strategi perang. Tapi banyak pemikirannya dipakai sebagai dasar berpijak bagi orang-orang, bukan hanya yang bergerak pada bidang militer, bahkan bisa dipakai para CEO dalam menjalankan bisnisnya. Sikap lebih memilih kecerdikan ketimbang kekuatan kasar membuat Sun Tzu menduduki tempat terhormat
Kata orang Jepang, “politik itu bisnis, dan bisnis adalah perang.” kalau pasar adalah medan perang, yang mengharuskan strategi dan taktik, Sun Tzu menulis ajaran ini:

Umpanlah Mereka dengan bayangan untung, bingungkan dan silaukan mereka.
Gunakanlah amarah untuk membuat mereka murka,
rendah hatilah agar mereka sombong.
Letihkan mereka dengan jalan berputar-putar,
bikin mereka bertengkar sendiri.
Serang mereka di saat mereka tidak menduganya,
di saat mereka lengah.
Haluslah agar kau tidak terlihat.
Misteriuslah agar kau tak teraba.
Maka kau akan kuasai nasib lawanmu.


Tidak heran banyak pebisnis dari barat bingung dan merasa dimanipulasi oleh rekan bisnis Asianya.
Gunakanlah mata-mata dan pengelabuan dalam setiap usaha. Segenap hidup ini dilandaskan pada tipuan.


Bagi Sun Tzu perang adalah kegagalan. Menang itu sangat penting, tetapi seni perang adalah menang tanpa bertempur.

Semua orang berkata menang di medan tempur itu baik,
padahal tidak.
Jenderal yang memenangkan setiap pertempuran
bukanlah jagoan sejati.
Membuat musuh kalah tanpa bertempur
itulah kuncinya.
Lebih baiklah menjaga keutuhan negeri
daripada menghancurkannya.
Mengalahkan lawan tanpa bertempur
Itulah puncak kemahiran.


Ada saatnya untuk menggencarkan kekuatan. Semua kemungkinan lain harus lebih dulu diupayakan mati-matian, termasuk berbalik dan lari.


menurut Sun Tzu, supaya tidak dapat dikalahkan seseorang harus membuat dirinya pertama-tama tidak dapat dikalahkan dan kemudian menunggu keadaan lawan untuk dapat dikalahkan. 
Dari situlah timbul pengertian bertahan dan menyerang. “Mereka tahu lawan sudah kalah sebelum berperang. Mereka tahu berdiri di tempat tak terkalahkan, dan mereka tahu tentaranya sudah menang sebelum berperang”.

SENI BERPERANG



SENI BERPERANG oleh : Sun Tzu


13 Bab Strategi Militer Klasik

1. Kalkulasi
2. Perencanaan
3. Strategi
4. Kekuatan pertahanan
5. Formasi
6. Kekuatan dan kelemahan
7. Manuver
8. Sembilan varuiasi
9. Mobilitas
10. Tanah lapang
11. Sembilan situasi klasik
12. Menyerang dengan api
13. Intelijen


Isi Tiap Bab :

I. Kalkulasi
“Perang adalah urusan vital bagi negara; jalan menuju kelangsungan hidup atau kehancuran. Oleh karena itu, mempelajari perang secara seksama adalah suatu keharusan;”

Lima hal yang harus dipertimbangkan dalam mempelajari peperangan :
1. Alasan moral : keyakinan rakyat dan kepentingan negara untuk tujuan bersama.
2. Alam : cuaca, iklim, waktu.
3. Situasi : jarak, sifat alami, kondisi fisik.
4. Kepemimpimnan : kebijaksanaan, kepercayaan diri, keberanian, belas kasihan.
5. Disiplin : imbalan, ancaman, hukuman, logistik.

Tujuh aspek dan fakta kalkulasi :


Untuk memulai perang setidaknya panglima harus memperhatikan beberapa fakta dilapangan seperti dibawah ini.
1. Siapa yang dapat mempersatukan rakyat dan angkatan bersenjata
2. Siapa yang memilki komandan yang lebih baik
3. Siapa yang mampu memanfaatkan iklim dan keadaan suatu daerah?
4. Siapa yang dapat memberi perintah dan disiplin yang lebih baik?
5. Pasukan mana yang lebih tangguh?
6. Anggota pasukan mana yang lebih terlatih?
7. Siapa yang memiliki sistem imbalan dan ancaman hukuman yang lebih adil?
Jika kita lebih mampu memenuhi semua faktor diatas melebihi musuh, maka kemungkinan menang kita diatas musuh, sangat wajar untuk memulai peperangan.

Jika faktor diatas kertas saja tidak mampu meyakinkan panglima untuk menang bagaimana dia dapat meyakinkan rakyat dan prajuritnya bahwa mereka semua akan berperang dan menang!
Jika tidak yakin menang untuk apa memulai perang!


Tipu muslihat :
perang dipenuhi oleh tipu muslihat dalam bentuk strategi, siapapun yang tidak mampu berstrategi dan tidak cakap dalam menggunakan tipu muslihat, tidak akan menang dalam perang apapun.

1. Yang mampu harus berpura-pura tidak mampu
2. Tampillah seolah-olah tak ada apa-apa padahal sedang mengaktifkan kekuatan.
3. Bila ingin menyerbu sasaran terdekat, seolah-olah sedang ingin menyerbu yang lebih jauh.
4. Bila ingin menyerbu daerah yang lebih jauh , seakan-akan ingin menyerbu daerah yang terdekat.

Eksploitasi :

Gunakan negaramu, ekonomimu, tentaramu dan segala daya upayamu untuk mengalahkan dan melemahkan musuhmu!

1. Pancing musuh dengan umpan yang kecil, lalu hancurkanlah setelah menyebarkan operselisihan diantara angkatan bersenjata.
2. Waspada musuh senantiasa siap siaga dan tanpa kelemahan.
3. Langkah mundur jika musuh kuat
4. Berpura-pura lemah sehingga musuh dikuasai rasa puas diri.
5. Sebar perselisihan jika kekuatan musuh bersatu padu.
6. Serang saat musuh tidak siap siaga.

Pertimbangan :
1. Kekuatan dan kelemahan pasukan diri dan musuh
2. Perencanaan yang cermat.

II. Perencanaan

Waktu adalah uang :
- Perbekalan
- Pengeluaran harian

Hindari pertempuaran yang berlarut :
- Moral jadi turun
- Biaya yang boros
- Tidak aman dan rentan kalah

Bertempurlah agar cepat menang
Manfaatkalah sumber-sumber kekuatan musuh :
Misal : bekal rampasan musuh
- Pancing amarah musuh
- Bangkitkan motivasi untuk membunuh
- Rangsang untuk merampas harta kekuatan musuh

Taktik jitu menentukan nasib sebuah bangsa :
- Perang cepat negara aman
-Perang berlarut larut, persediaan negara habis, ekonomi ambruk, motivasi tentara jatuh.

III. Strategi

Perbandingan jika pasukan kita berhadapan dengan musuh :
Jika pasukan kita 10 : 1 dari musuh= kepung dan serang
Jika pasukan kita 5 : 1 dari musuh= pecahkan dan bagilah musuh lalu serang
Jika pasukan kita 2 : 1 dari musuh= menyerang 2 arah
Jika pasukan kita 1 : 1 dari musuh= dahului perang
Musuh sedikit lebih besar bertahan.
Musuh lebih besar berkelit dari serangan.
Musuh jauh lebih besar, mundur.

Kepemimpinan:
1. Panglima bagaikan pilar negara
2. Cakap berperang menjadi negara kuat
3. Bukan pejuang yang baik negara menjadi lemah

Penguasa akan membahayakan angkatan bersenjata :
1. Memerintahkan maju / mundur saat waktu yang tidak tepat
2. Tak bisa memperlakukan kemiliteran tanpa tahu militer itu sendiri
3. Mengambil alih komando tanpa paham strategi militer.

Lima cara untuk menang :
1. Tahu saat perang dan tidak berperang
2. Tahu memanfaatkan kekuatan pasukan
3. Rebut simpati dan dukungan rakyat
4. Tunggu untuk antisipasi yang belum siap
5. Perwira cakap menjadi komandan yang tanpa campur tangan pemerintah.

Mengenal lawan dan diri sendiri :
1. Tahu kekuatan sendiri dan musush utuk mampu masuk dalam peperangan tanpa ancaman bahaya
2. Tahu kekuatan sendiri dan tak tahu kekuatan musuh memberikan kesempatan menang hanya separonya.
3. Tak tahu kekuatan sendiri dan musuh akan kalah.

IV. Kekuatan Pertahanan
Alasan menyusun strategi :
1. Kita harus berjuang keras agar tidak kalah
2. Musuh yang harus terlebih dahulu membuat kesalahan besar baru kita mengalahkannya.
3. Kita tak bisa bilang kita tak akan kalah tapi kita tak bisa memastikan musuh akan membuat kesalahan sehingga kita meraih kemenangan, orang bisa tahu cara untuk menang tapi tidak bisa memastikan akan memperoleh kemenangan.
4. Yang merasa tidak yakin menang akan bertahan
5. Yang merasa akan menang maka menyeranglah
6. Meraka yang cakap dalam bertahan seolah-olah tak tampak oleh musuh
7. Mereka yang calak dalam hal bertahan akan menang bila tiba saatnya untuk menyerang.

Menang tanpa air mata :
1. Ahli taktik akan tetap bertahan dalam keadaan aman.
2. Tak pernah lewatkan kesempatan hancurkan musuh.
3. Yang ingin menang harus terlebih dahulu menciptakan kemenangan.

Pahlawan yang benar-benar sejati tidak pernah membanggakan kecakapan atau keberanian mereka.
Mereka menang karena memiliki rasa percaya diri serta kemampuan untuk tetap pada posisi yang aman

Mengatur posisi :
1. Ahli tatik mempunyai sasaran-sasaran jelas dan disiplin yang ketat dalam pasukan.
2. Ahli taktik cakap :
a. Ukur jarak
b. Memperkirakan ongkos
c. Memepelajari kekuatan
d. Memperhitungkan kesempatan
e. Merencakan kemenangan.

V. Formasi

Penyergapan tiba-tiba, konfrontasi langsung :
1. Atur pasukan (organisasi) besar dan kecil
2. Komando (Komunikasi) pasukan besar dan kecil
3. Pasukan besar.

Hakikat kejutan :
1. Perang adalah konfrontasi lansung
2. Pasukan yang melakukan kejutan akan menang
Serangan tiba-tiba dan kofrontasi langsung ada dalam peperangan, kombinasi kedunya membuat suatu variasi perang.

VI. Kekuatan dan Kelemahan
Inisiatif :
1. Pasukan pertama mengambil posisi yang fleksibel
2. Pasukan akhir ikut perang walau dalam keadaan kelelahan
3. Perwira melakukan gertakan mental
4. Umpan untuk mencapai tujuan yang dimaksud
5. Gertakan ke musuh
6. Ganggu musuh

Mengacaukan musuh :
1. Buat kegaduhan (kacaukan perhatian)
2. Serang satu arah

Ibarat air :
1. Tinggi ke rendah, menghindari musuh yang kuat tapi serang yang lemah
2. Ikut bentuk yang dilalui . Rencana berubah sesuai perubahan kubu musuh.
3. Tidak dominan pada suatu perubahan, ubah strategi sesuai perubahan pihak musuh.

VII. Manuver
Dari keterbatasan ke keuntungan ;
1. Strategi yang baik adalah lebih dahulu mencapai garis depan untuk menempati posisi yang menguntungkan lalu hancurkan musuh.
2. Atur jalan pintas
3. Hitung seksama keterbatasan menjadi keuntungan.
4. Sekalipun dalam keadaan yang prima tetap dalam keadaan yang waspada.

Keuntungan dan kerugian dalam manuver dan mobilitas:
1. Amankan perbekalan
2. Pasukan yang lincah maju terus tanpa istirahat
3. Organisir pasukan
4. Negara netral tidak boleh masuk dalam persekutuan
5. Jangan berperang yang belum pernah kita tahu kondisinya
6. Manfaatkan orang asli wilayah sebagai pemandu arah

Angin, hutan, api, dan gunung :
1. Serang saat waktu yang tepat
2. Jadikan Manuver pasukan yang efektif
Angin – cepat bagai tiupan angin
Hutan – tenag sesunyi hutan
Api – ganas bagai amukan api
Gunung – tahankan diri bagai gunung
Kegelapan – sembunyi tak tembus
Kilat – serangan tiba-tiba


VIII. Sembilan Variasi

1. Jangan sekali-kali mencari perlindungan disuatu wilayah yang tidak aman
2. Jangan mengabaikan basa-basi diplomasi dalam meminta simpati suatu negara.
3. Jangan menunda suatu perjalanan pada saat suatu gerakan justru sulit dilakukan.
4. Dalam situasi penuh bahaya , merencanakan untuk meloloskan diri secepat mungkin.
5. Saat situasi sulit, bertempurlah sampai titik darah penghabisan
6. Ada rute perjalanan yang harus dihindari dan dipintasi agar dapat mengubah keadaan yang serba terbatas untuk memberikan peluang yang besar.
7. Biarkan musuh meloloskan diri sebagian walau punya kemampuan mengejar, pikirkan serangan berikutnya.
8. Untuk menghancurkan angkatan bersenjata, jangan terperdaya dengan kemudahan merebut kota.
9. jika perintah penguasa negara tidak mendukung kemajuan perang yang sedang berlangsung maka abaikan saja.

Kelemahan umum seorang komandan :
1. Saat sembarangan mudah dibunuh
2. Saat takut mudah ditangkap
3. Saat marah mudah dihasut
4. Saat sensitif mudah merasa hina
5. Saat emosional mudah gelisah

Akhir cerita panglima :
1. Bertempur untuk mati biasanya mati
2. Takut mati biasanya tertangkap
3. Tidak sabar biasanya mudah marah dan terima ejekan
4. Merasa terhormat biasanya menerima segala hal yang merendahkan
5. Terlalu baik hati biasanya terus menghadapi masalah.

IX. Mobilitas
Penyebaran :
1. Ketika bergerak maju, jangan melalui punggung gunung / bukit tapi lewat lembah
2. Naik dataran yang lebih tinggi untuk tahu posisi yang paling menguntungkan menyerang dan bertahan.
3. Jika musuh di dataran yang lebih tinggi, jangan sekali-kali melayani/mendahului serangan.
4. Segera seberangi sungai, jadi musuh tidak ambil kesempatan – jangan serang musuh saat musuh di sungai – seranglah musuh saat baru menapakkan kaki di daratan ketika separo kekuatan ada di sungai.
5. Dataran lebih tinggi lebih baik daripada sungai.
6. Jangan menyerang musuh dihulu sungai.
7. Bial bertempur ditempat berawa, tetaplah bertahan dekat dengan tepi rawa yang berumput.
8. Lebih bagus lagi bila dibelakang pasukanmu terdapat pepohonan , ini strategi untuk bertempur didaerah rawa.
9. Pertempuran di tanah datar, maka letakkanlah ditanah yang datar.
Strategi perang :
1. Jika pasukan musuh tampil tenang dan mantap berarti yakin akan posisi strategis dan kekuatan yang dimilikinya.
2. Jika pasukan musuh menantang, mereka sangat cemas gerak maju lawan.
3. Jika musuh pada posisi datar yang tidak menguntungkan berarti melakukan jebakan.

X. Tanah Lapang/ Medan
Tipe tanah lapang/medan pertempuran:
1. Mudah dilalui
2. Sulit dilalui
3. Netral : sama-sama sulit menyerang
4. Sempit
5. Berbahaya
6. Jangkaun jauh.

Bahaya yang dilakukan oleh pemimpin militer :
1. Sulit meloloskan diri.
2. Pembangkangan perintah dari bawahan
3. Guncangan
4. Kehancuran
5. Kekacauan
6. Gerakan mundur.

Panglima yang cakap merupakan aset yang paling berharga .

- Panglima wajib memerintahkan perang jika yakin pasukannya akan menang.
- Jika yakin akan kalah, jangan ikuti perintah penguasa untuk perang.

XI. Sembilan Situasi Klasik

1. Biasa-biasa – berada di wilayah sendiri.
2. Sederhana – wilayah musuh
3. Kritis – posisi yang sama-sama punya 2 pihak.
4. Terbuka – wilayah yang dapat dimiliki 2 pihak
5. Memegang komando – untuk merebut posisi strategis, komando semua daerah.
6. Serius – di dalam wilayah musuh
7. Berbahaya – wilayah yang tidak aman dan sukar
8. Sulit – wilayah yang merupakan jalur masuk dan keluar
9. Putus asa – terpojok

Keprajuritan yang cakap :

1. Paham hubungan internasional dalam hal diplomasi
2. Paham keadaan alam, gunung, rawa dan lainnya.
3. Paham dapat pemandu dari penduduk sekitar.

Ular dari gunung Chang :
1. Diserang kepala ekor melawan
2. Diserang ekor kepala melawan
3. Diserang tengahnya kepala dan ekor melawan.

XII. Menyerang dengan api
Lima serangan ganas :
1. Bakar pasukan musuh
2. Rebut atau hancurkan perbekalan mereka
3. Sarana transportasi diganggu
4. Gudang senjata dihancurkan
5. Jalur perbekalan di rusak.
Serang saat musim panas dan kering atau malam hari ketika angin berhembus kencang.
Bergerak dari kesempatan yang menguntungkan :
1. Menyerang jika yakin menang.
2. Penguasa tidak menyatakan perang karena rasa marah
3. Komandan menyatakan perang bukan karena rasa dengki
4. Berperang jika punya tujuan yang pasti

XIII. Intelijen
Jenis mata-mata :
1. Penduduk setempat lawan
2. Perwira militer dalam dewan istana
3. Mata-mata yang beralih haluan tetapi dapat dibeli
4. Mata-mata pembawa kematian – tawanan yang diinterogai
5. Mata-mata pembawa kepastian – membawa informasi dengan selamat
Upah yang besar bagi mata-mata rahasia
Info dari mata-mata dianalisa

Bidang intelijen merupakan kegiatan yang paling penting dalam peperangan sebab tidaklah akan tersusun suatu rencana perang yang efektif tanpa informasi dari musuh.
Keberanian terletak pada diri sendiri, sedangkan kelemahan musuh dibuat diri mereka sendiri.
Mereka yang terlatih dalam perang dapat membuat diri mereka tak terkalahkan, namun kelemahan musuh hanya diakibatkan oleh musuh sendiri
Mengetahui musuh anda, mengetahui diri anda, kemenangan anda adalah keniscayaan. Mengetahui bumi, mengetahui syurga, kemenangan anda akan menjadi lengkap.


CARA BERPERANG


Jenderal yang memahami perang adalah penentu nasib bangsa, dan kepadanya negara bersandar apakah akan damai atau bahaya.
Memenangkan pertempuran, menaklukkan, dan mengambil alih semua yang ada namun gagal menbangun atau memulihkan kesejahteraan dengan apa yang di peroleh akan menjadi pertanda buruk, yang disebut dengan “ tinggal dalam kesia-siaan”. Jangan berperang kecuali untuk kepentingan negara. Jangan gunakan pasukan anda kecuali untuk kemenangan. Jangan berperang kecuali anda dalam bahaya.

Apa bila pasukan terdorong melarikan diri, melawan perintah, sedih, kacau atau dikalahkan, adalah kekeliruan jenderal karena tidak ada malapetaka itu yang disebabkan oleh alam.

Cara berperang adalah : Jika kekuatan kita sepuluh kali musuh, kepunglah musuh, jika kekuatanya lima kali musuh seranglah ia, jika kekuatanya dua kali musuh bagilah kekuatan menjadi dua dan gunakan sebagai strategi alternatif, jika kekuatan hanya setara dengan musuh kita harus memusatkan kekuatan kita untuk berperang. Jika korban meningkat tarik pasukan mundur. Jika kekuatan pasukan kita lebih lemah dari musuh kita harus benar-benar menghindari musuh, karena pasukan kecil yang membandel berakhir dengan penagkapan oleh pasukan yang lebih besar.

Sifat tak terkalahkan terletak pada diri sendiri, namun kelemahan musuh dibuat dari kita sendiri. Mereka yang terlatih dalam perang dapat membuat diri mereka tak terkalahkan, namun kelelmahan musuh hanya diakibatkan oleh musuh itu sendiri.

Dalam perang mula-mula jenderal perintah dari penguasa. Kemudian dia menata pasukannya ke dalam entitas yang harmoni sebelum mendirikan perekemahan.

Amankan loyalitas pasukan anda sebelum menghukum mereka atau anda tidak a kan dapat menunudukan mereka.

Dalam perang, mereka yang mengalahkan lebih dari sepuluh kereta perang musuh seharusnya diberikan hadiah.

Terlalu sering melakukan hukuman menujukkan ( jenderal ) berada dalam kesulitan karena tidak ada yang dapat mempertahankan mereka ( pasukan ) dalam keadaan terkontrol. Sekiranya perwira mula – mula meperlakukan prajuritnya dengan kasar dan kemudian menakutikanya, maka batas ketidak disiplinan akan tercapai.

Perlakukan prajurit anda dengan ramah namun tetap tegas mengontrol mereka untuk memastikan keberhasilan.

Mereka yang tidak mengetahui kondisi pergunungan, hutan, dalarn tinggi dan berbahaya, daerah kotor, daerah rawa, dan daerah lembab tidak dapat melakukan kekuatan tentara. Mereka yang tidak menggunakan pemandu local tidak dapat mengambil mamnfaat dari suatu daerah.

Apa bila prajurit biasa lebih kuat dari perwiranya, mereka tidaka akan patuh. Apabila perwira terlalu kuat pasukannya lemah, hasilnya kejatuhan.

Jenderal yang melindungi prajuritnya seperti seorang bayi, hanya membuat mereka hanya akan mengikutinya ke dalam jurang yang terdalam. Seorang jenderal memperlakukan prajuritnya seperti anak yang tercinta maka mereka akan mengikutinya hingga mati.

Jenderal yang maju tanpa menginginkan ketenaran dan menarik diri tanpa merasa malu, namun dengan tujuaan hanya melindungi negara dan mematuhi pemerintahnya adalah permata negara.

Ada bebrapa jalan yang jangan diikuti, beberapa musuh yang jangan di perangi, bebertapa daerah yang jangan ddirebut, bahkan bebrapa aturan penguasa yang tak p[erlu diikuti.
dengan syurga, saya maksudkan bekerja dengan alam pengaruh musuh dingin dan panas dan pelaksanaan operasi militer sesuai dengan musim.
Penyesuaian dengan tanah lapang adalah sekutu terbaik tentara dalam bertempur.
Pekerjaan jenderal menata pasukan dan menempatkan mereka dalam posisi kritis. Dia memimpin mereka ke dalam teritori musuh untuk rencana selanjutnya.
Dengan komando, saya dimaksudkan pendirian jenderal dalam kearifan, ketulusan, kebaikan, keberanian dan ketegasan.
Komandan yang baik berusaha mencari kebajikan dan berjalan dengan mendisiplinkan diri sendiri dengan hukum agar m,emberikan kontrol dalam kesuksesannya.

Penguasa yang tercerahkan dan jenderal yang arif dapat mengalahkan musuh kapanpun mereka menyerang dan mereka dapat mencapai prestasi diatas manusia biasa karena mempunyai pengetahuan awal

Sun Tzu mengingatkan, kemenangan bisa direngkuh melalui penyusunan rencana strategi yang matang. Jangan sekali-kali bertindak gegabah atau sembrono pada tahap yang paling mendasar ini. Adakan penyelidikan, pengumpulan data atau informasi yang lengkap, akurat, detail, menyeluruh, serta tinggi tingkat presisinya.
Kemudian, analisis dengan tajam berbagai faktor di lapangan. Hasilnya, startegi perang yang tidak saja efektif, tetapi juga lebih berdaya guna. Powerful!
Seni perang sangat penting bagi Negara. Ini menyangkut masalah hidup atau mati, satu jalan menuju keselamatan atau kehancuran. Jadi dalam keadaan apa pun tidak boleh di abaikan


STRATEGI DAN TAKTIK PERANG



Langit dan Bumi,
Sun Tzu menerangkan bahwa Langit adalah kondisi siang dan malam, panas dan dingin, masa dan musim sedangkan Bumi terdiri dari jarak, besar dan kecil, aman dan bahaya, tanah terbuka dan lorong sempit, serta kemungkinan hidup dan mati.

kedisiplinan sangat penting tidak hanya untuk mensukseskan sebuah tujuan namun juga menjaga agar tidak ada superioritas yang tidak terkendali yang muncul dan menjadi senjata makan tuan.

Ketika musuh tenang, ia sanggup membuatnya kelelahan.
Ketika musuh kenyang, ia sanggup membuatnya kelaparan.
Ketika musuh diam, ia sanggup membuatnya bergerak.
Semua ini bisa dilaksanakan karena ia muncul di titik-titik di mana musuh harus tergesa-gesa mempertahankannya.
Bahwa ia bisa menempuh jarak tanpa kelelahan, adalah karena ia menempuh jalan di mana tidak terdapat musuh.
Bahwa ia bisa merebut apa yang ia serang, adalah karena ia hanya menyerang tempat yang paling mudah untuk diserang.
Bahwa ia pasti meraih sukses dalam mempertahankan apa yang ia pertahankan, adalah karena ia mempertahankan tempat yang harus diserang musuh dengan tergesa-gesa.
Oleh karenanya, terhadap mereka yang terampil dalam menyerang, musuh tidak tahu di mana harus bertahan.
dan terhadap mereka yang terampil dalam bertahan, musuh tidak tahu di mana harus menyerang.
Betapa tidak kentara dan tidak terasa sehingga ia tidak meninggalkan jejak.
Betapa misterius ia sehingga tidak terdengar.
Demikianlah,
Ia menguasai nasib musuhnya.
Serangannya takkan tertahankan kalau ia terjun ke titik-titik terlemah musuh.
Ia tidak bisa dikalahkan ketika menarik diri karena ia bergerak gesit.
Demikianlah,
kalau ia mau bertempur, musuh dipaksa bertempur walaupun ia aman di tempat berlindungnya, ini adalah karena ia serang posisi yang harus dipertahankan musuhnya.
Kalau ia tidak mau bertempur, ia bisa mencegah musuh bertempur walaupun batas perkemahannya sudah nyata, ini karena ia mengalihkan musuh dari tempat yang di tujunya.


Sun Tzu mengajarkan dua tataran seni perang, yaitu tataran strategi dan tataran taktik. 
Tataran strategi lebih berupa fondasi untuk memenangkan persaingan, sedangkan tataran praktis, membahas bagaimana response kita terhadap situasi yang berbeda, response kita bagaimana memanfaatkan kesempatan (opportunity) atau ancaman yang tiba-tiba muncul. Dengan demikian, strategi lebih bersifat konstan, berupa dasar yang konsisten apapun situasinya, sementara taktik lebih situasional. Terdapat tiga prinsip strategi, yakni commitment, observation dan preparation.

Jadi di sini dikatakan: Ia yang mengenal pihak lain (musuh) dan mengenal dirinya sendiri, tidak akan dikalahkan dalam seratus pertempuran. Ia yang tidak mengenal pihak lain (musuh) tetapi mengenal dirinya sendiri memiliki suatu peluang yang seimbang untuk menang atau kalah. Ia yang tidak mengenal pihak lain (musuh) dan dirinya sendiri cenderung kalah dalam setiap pertempuran.Jadi bertempur dalam seratus pertempuran dan memenangkan seratus kemenangan bukanlah suatu cerminan strategi yang paling hebat. Kemampuan untuk mengalahkan musuh tanpa pertempuran sama sekali adalah cerminan strategi yang paling hebat.

Komandan perang yang efektif mengalahkan musuhnya tanpa berperang, merebut kota musuh tanpa menyerbunya dan memenangkan pertempuran tanpa perang berlarut larut.

Strategi terbaik adalah memenangkan semua pepeangan tanpa bertempur.
Taklukkan Musuh-Musuh Anda, Dukung Teman-Teman Anda, dan Kobarkan...Seni Perang Korporasi Sejati
Sun Tzu berkata bahwa pejuang terbaik adalah mereka yang cukup siap, cukup kuat, dan cukup bijaksana untuk sama sekali tidak bertempur.
Dalam perjalanan hidup Jenderal Sun Tzu dikisahkan bahwa strategi
perang untuk mencapai kemenangan itu bisa berubah detik demi detik,
demi mengimbangi atau menganntisipasi perubahan strategi musuh.
Strategi ini berpijak pada dasar pemikiran bahwa cara terbaik untuk
menang perang adalah dengan menguasai kemampuan membaca jalan pikiran
ahli strategi musuh. Dan barangsiapa mengetahui jalan pikir musuh dan
mengetahui titik-titik kelemahannya, dipastiikan dia bisa memenangkan
adu strategi tersebut.
Namun setiap strategi pasti mengandung risiko. Dan strategi peran
Sun Tzu ditegaskan adanya prinsip mendasar yang mengatakan, "Kemenangan
besar hanya bisa dilakukan orang yang berani ambil risiko besar".
Prinsip ini menegaskan bahwa tanpa keberanian mengambil taktik berisiko
besar, maka kemenangan besar sulit diraih. Inilah inti dari strategi
perang Sun Tzu yang mensinergikan antara strategi perang yang cerdik
dan matang dengan keberanian mengambil risiko besar demi kemenangan
yang besar pula.